Rabu, 28 Januari 2015

bodoh

 pernah mengatakan hal yang seherusnya gak diucapin?
ingin melihat apa yang seharusnya gak harus dilihat?
berbuat yang sebenarnya itu bukan diri sendiri?
pernahkah?

bodoh.
ngapain harus ngelakuin itu?
buat apa maksa?
dan akhirnya bakal nyesel.

menyesal,,,
dan berpikir 'ngapain ngelakuin itu?'
'pengen waktu kembali'

ya jelas aja gak bisa !

kalian pikir waktu itu mainan?
bisa lu mundurin kapan aja hah?!
gak mungkin!

bodoh,,
biasanya kalo udah terjadi,bakal nyalahin diri sendiri. pasti.

dan saya......
cuma bisa tertawa sinis jika yang ngelakuin itu. seolah gak ngerti apa yang habis diperbuat.

Selasa, 27 Januari 2015

yang tak harus di lihat

jangan menengok ke arahku!
aku sedang di sudut jalan.
di sudut yang bisa melihat semuanya, tapi ..
di sudut ini pula kamu tidak bisa menemukanku.

saya paham..
betapa inginnya dirimu bersama dengan dirinya,
betapa kamu menunggunya,,
betapa kamu mengaguminya,
betapa tak terbendungnya rasa kamu padanya,,
saya tahu, saya menyaksikan.


aku hanyalah angin,,,
tak bisa di lihat, tak bisa menerka apakah aku akan datang,
tapi aku yakin, suatu saat nanti akan ada yg merasakan kesejukkan ku.

aku hanyalah daun,
yg akan jatuh dan rapuh pada musimnya,,, yang akan meninggalkan sang ranting.
tapi saat aku sudah menyatu dengan tanah, akan ada waktu kalau tempat itu akan menumbuhkan kehidupan melalui pohon yg tumbuh diatasku.



jangan...
jangan terus berdiam disana.
jangan mengalihkan pandanganmu ke diri ini!
teruslah jalan,, lihat ke depan.
lihat yang ada di depanmu.

jangan perdulikan saya,
pergilah... dapatkan apa yang kau mau.
tunggu dia.
bahkan, jemput dia !


jangan lihat ke arahku....
jangan,,,

Pertanyaan

untuk apa ada sebuah Pertanyaan?

apakah untuk mengetahui jawabannya?
ataukah mencari alasan dari hal yg sudah ada?

kenapa Pertanyaan itu harus ada?
di setiap tempat? di setiap saat?
oleh siapa saja? dan kapan saja?

begitu banyaknya pertanyaan yang sudah ada, tapi apakah semua pertanyaan itu menemukan jawabannya?
jawaban yang akan memuaskan pertanyaan tersebut?
jawaban yang pantas untuk 'mendampingi' pertanyaannya?

apa Pertanyaan itu sebenarnya?
apa??
apakah sesuatu yang akan menjadi 'pasangan' dari jawaban? seperti Hitam dengan Putih, seperti Siang dan Malam?

apa hanya sesederhana itu?

Tapi bagaimana jika Pertanyaan itu ada HANYA untuk mengungkapkan saja?
tak perlu mendapat jawaban, karna dari mengungkapkan pertanyaan itu saja kita sudah merasa cukup?


Apa ini?

Bagaimana ya Rabb bila saya merasakan sesuatu yg seharusnya tak ada,,
Harus di cegah bukan? Harus di tekan agar tidak keluar??

 bagaimana.. bagaimana kalau seharusnya bisa tapi malah menyeruak dan memaksa untuk keluar?
bukankah sesuatu yg lama-lama ditahan tidak bisa terus-menerus seperti itu?
bukankah kebenaran akan menemukan jalan sendirinya?
dan kita tak bisa menahannya?

tapi pertanyaanya,,,
apakah ini sama dengan sebuah kebenaran?
ataukah berbeda?

cukuplah pertanyaan itu saya ungkapkan,
bukan untuk menemukan jawabannya, tapi untuk menyampaikan apa yg selama ini ada di benak saya.

Senin, 19 Januari 2015

Awalnya Kita

Assalamualaykum warahmatullahi wabarakatuh..
kali ini saya akan menulis sebuah kalimat dari seorang sahabat saya
walau tak pernah bertemu, bertatap muka,, tapi karena takdir Allah kita mengenal.

"AWALNYA KITA"

Dari tak pakai Kerudung,
Mulai memakai Kerudung.
Dari kerudung pendek,
mulai kerudung panjang.
dari lengan terbuka,
mulai ditutup baju lengan panjang.

 mudahkah semua itu??

belum lagi cacian orang.
belum lagi ada pandangan tak mengenakkan
belum lagi ada kritikkan kawan-kawan.

yaa semua itu tidak mudah.

dalam perih menerima cacian.
tapi, apa teman tahu apa yang PALING PERIH bagi orang yang berhijrah mencari Ridha Allah?

yang PALING PERIH adalah..
  • bila orang pandang kita baik,
  • pandang kita sempurna,
  • pandang kita cukup terjaga, sedangkan hati masih dicemari dosa-dosa
  • sedangkan ilmu belum seberapa.
  • gaya sana sini,
  • Kpop enak ditelinga,
  • Tilawah entah kemana.
  • yang orang ingat, muslimah berkerudung itu tinggi ilmunya.
  • baik akhlaknya,
  • muslimah tertutup itu sempurna akhlaknya.
Sedih bukan dianggap seperti itu?
sedangkan diri TAK SEINDAH itu.

orang itu tak tahu.
Muslimah itu Kadang-Kadang rapuh.
Kadang-kadang jatuh
Kadang-kadang menyimpang jauh
Kadang-kadang lebih berdosa dari pendosa.
kadang-kadang tak sadar dengan kodratnya.

orang itu tak tahu.
Muslimah itu sama.
Manusia biasa.
Ada rasa
Ada jiwa

orang itu tak tahu.
Muslimah itu juga sedang berperang dengan hawa nafsu dunia.
Karena dia sadar,
Hatinya tak sejernih yang orang lain kata

Tabahlah Muslimah,,

Andai jalan itu yang dipilih,
Allah pun telah memelihara kita.
Allah telah menjaga kita.
Lalu, kita membalas pada cara kita menjaga apa yang Allah jaga untuk kita.

Hidayah Allah itu perlu untuk dicari,
Bukan dinanti.
Cari sejauh mingkin.
Gali sedalam-dalamnya.

bila ia telah ditemui,
jagalah ia dengan Istiqomah sejati.
bila kau biarkan hidayah itu pergi,
dengan berfikir tak kuat lagi,
dengan berfikir kebaikan bisa lain kali.
apalagi menunggu bersihnya hati.

Hidayah itu ada waktunya,
Hidayah itu tidak menunggu kita andai kita tak pergi mendapatkannya.

Bila hidayah sudah ada,
Tapi hati terus berkata,, "belum tersedia"
Karena perubahan itu tak perlu yang secara tiba-tiba.
Kayuhlah pelan-pelan asalkan ia berjalan.

Jangan biarkan Hidayah itu pergi tanpa kita coba mengambilnya.
Karena bila ia pergi, belum tentu ia datang kembali.

Hati belum siap tak apa.
Asalkan ada usaha kita,

Oleh karena itu, bila kita sudah melangkah untuk berubah,
Masih juga terkadang Muslimah itu,,
ada kesalahannya,
ada khilaf langkahnya,
ada kekurangannya.

betul.
Manusia itu tak sempurna.
Namun jika benar perubahan itu "Lillahita'ala" ,
semua karena Allah,,
Jangan Lembek! jangan Lemah1
Bila jatuh, bangun lagi.
Bila tersungkur, bangkit lagi.
Jangan mengalah.

Inginkan Syurga, maka beramal la seperti ahli syurga.

dan yang palin penting,
Biar saja manusia mau berkata apa.
Jangan expect semua manusia akan suka perubahan kita.
Deal??
Senyum :)

Pegang dada.
sematkan dalam diri.
"Aku lakukan ini karena aku ingin bertemu kekasihku Rasulullah di syurga nanti"

"Aku lakukan ini karena kasih sayang Allah yang cukup banyak membimbing aku ke sini"

Minggu, 18 Januari 2015

Pemuda

ada sebuah kalimat yang begitu dalam maknanya,
seorang pemuda,, harapan bangsa..
bukankah sering kita mendengarnya??
jujur saja, sebagai salah satu dari 'pemuda' itu terbesit banyak pertanyaan besar,
sebuah tanggung jawab besar,
banyak makna..

ada rasa khawatir,, ragu,, pemikiran
"Apakah saya seorang pemuda yang diharapkan bangsa?"

sepenggal tulisan dari alumnus sekolahku yang begitu sangat menyadarkan dan menggugah hati ..
 
 silahkan baca dan renungkan
disini

semoga bermanfaat....

Beberapa hal

ada rasa yang seharusnya tak harus dirasakan,
ada sebuah kebenaran yang terus dipendam,
ada penglihatan yang seharunya tidak pernah dilihat
ada kata yang mestinya tak perlu diucap
ada tindakan yang memang tak perlu untuk dilakukan
ada kenyataan yang tak tahu apakah ini benar-benar nyata.
ada kejadian yang diharapkan itu bukanlah mimpi.

semuanya berjalan apa adanya,,
seperti hujan turun di suatu tempat,
hujan itu tak bisa memilih akan turun di daerah mana
apakah sebuah daratan yang rata,, halus.. atau jatuh menyatu dengan air di sungai.

seperti kata yang tak sempat daun katakan saat dia jatuh meninggalkan rantingnya.
seperti sikap seorang orang tua yang tak pernah mengatakan seberapa banyak ia menyayangi anaknya,
seperti kata hati yang tak pernah terlontarkan oleh mulut ini..
seperti sebuah pemikiran yang tak pernah dilakukan oleh diri ini.

semuanya hanya terangkum oleh sanubari yang entah tak tahu apakah harus diungkapkan....

Rabu, 14 Januari 2015

Seharusnya.......

Seharusnya tidak seperti ini,,
tidak perlu sesakit ini,
tidak perlu sangat memikirkan itu,
tidak harus peduli dan melihatnya,,

karna itu semua hanyalah 'bumbu' yang sebentar lagi akan hilang, yaa..
akan hilang,
semoga...